Sabun Herbal dari Limbah Minyak Goreng, Limbah Sayur-Sayuran serta Limbah Buah-Buahan

Tim Pengabdi Departemen Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Eli Rohaeti, M.Si., Dr. Suwardi, dan Dini Rohmawati, Ph.D. melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Skema PkM Penugasan Guru Besar dan Tenaga Dosen Struktural Tahun 2025 pada Mitra Warga Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM Jogja) dan Masyarakat Sekitarnya yang beralamat di Muja Muju,  Umbulharjo, Kota Yogyakarta, baru-baru ini. Pada kegiatan PkM ini, Tim PkM melakukan pendampingan pembuatan eco enzim dan sabun herbal ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga lainnya yang memiliki nilai jual dan mudah dipasarkan serta dapat dikembangkan usahanya oleh masing-masing individu. Pembuatan produk eco enzim dan sabun herbal mempunyai keunggulan khusus yaitu sifat antibakteri dan antijamur sangat tinggi
Ketua tim, Eli Rohaeti menjelaskan, situasi dan permasalahan mitra yang perlu dicarikan solusinya antara lain banyaknya limbah yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan oleh mayoritas warga masyarakat. Limbah tersebut menjadi suatu masalah bagi warga karena warga belum mengerti cara untuk mengolah limbah tersebut. Biasanya limbah tersebut dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan memicu terjangkitnya penyakit. Limbah yang dihasilkan rumah tangga dapat berupa minyak goreng bekas, sisa buah-buahan, dan sisa bagian sayur-sayuran yang tidak dikonsumsi. Apalagi dengan adanya pembatasan jenis dan jumlah limbah yang dapat dibuang oleh warga masyarakat kota Yogyakarta ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Piyungan, hal tersebut juga menyebabkan warga membuang limbah-limbah tersebut disekitar lingkungannya. Pembuangan limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Permasalahan lainnya, yaitu warga juga dihadapi oleh masalah tentang perekonomian.
“Padahal limbah tersebut masih dapat diolah menjadi bahan bernilai ekonomi, seperti minyak goreng bekas dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan sabun, limbah buah- buahan dan sayur-sayuran dapat difermentasi menjadi eco enzim sebagai bahan aditif dalam pembuatan sabun. Salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan yaitu menjadi wirausaha melalui pembuatan produk sabun herbal yang menjadi kebutuhan semua orang di dunia ini. Limbah sayuran dan buah-buahan dapat dimanfaatkan melalui pengolahan dengan alat dan metode sederhana menjadi eco enzim yang selanjutnya dapat dijadikan bahan baku untuk membuat sabun herbal dengan aroma terapi. Dari hal tersebut perlu dilakukan pelatihan tentang pengolahan limbah minyak goreng dan limbah sayur-sayuran serta limbah buah-buahan menjadi suatu material yang memiliki nilai ekonomi”, lanjutnya. 
Eli Rohaeti menambahkan, pelatihan ini mudah dilakukan karena memanfaatkan bahan yang mudah diperoleh dan harganya murah (tidak memerlukan modal besar) serta alat sederhana. Dengan berwirausaha dibidang pembuatan eco enzim dan sabun, diharapkan warga dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan dan kemandiriannya sehingga pada akhirnya penghasilan warga dan tingkat perekonomian warga meningkat. (witono)