You are here
BEDAK TEMUGIRING
Saat ini, masyarakat kita cenderung lebih menggemari bahan-bahan alami daripada bahan-bahan yang mengandung bahan kimia. Banyak orang beralasan bahwa bahan-bahan alami ini tidak mempunyai efek samping berbahaya serta ramah lingkungan. Dengan melihat adanya fenomena back to nature ini, dengan sedikit kreatifitas dan keuletan, temu giring yang selama ini dikenal sebagai tanaman obat, akan menjadi sebuah peluang usaha yang potensial dalam bidang kecantikan dalam bentuk bedak dan lulur tradisional. Hal ini diwujudkan oleh sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Husna Arifah, Ria Intan Permatasari dan Hemi Eviana Fitri yang membuat temugiring menjadi bedak dan lulur tradisional. Menurut Husna Arifah selama ini temu giring banyak dimanfaatkan di bidang kesehatan sebagai obat tradisional, antara lain untuk mengatasi perasaan tidak tenang atau cemas, jantung berdebar-debar, cacingan, sembelit, disentri, haid tidak teratur, rematik, menambah nafsu makan, meningkatkan stamina, berat badan anak-anak menurun, batuk, dan lainnya. “Ternyata temugiring juga mengandung minyak atsiri, amilun, damar, lemak, tannin, saponin, dan favlonoida. Dengan kandungan seperti ini, temu giring dapat di manfaatkan sebagai obat kecantikan yang baik untuk kulit sebagai bahan lulur ataupun campuran bedak untuk menghaluskan kulit.” kata Husna.
Ria Intan Permatasari menjelaskan bahwa untuk menjadi bedak atau lulur, temugiring perlu diolah menjadi temu giring kering. Pertama-tama temu giring mentahan dicuci sampai bersih, kemudian diiris tipis-tipis agak menyerong dengan ketebalan kira-kira 0,3 cm. Temu giring yang sudah diiris kemudian ditata sejajar di atas loyang kue kering dan selanjutnya di keringkan memakai oven (alat pemanggang) sampai benar-benar kering dan tidak mengandung air. Pengeringan 1 kg temu giring yang masih mentah dan basah dapat menghasilkan kira-kira seperempat kg temu giring kering. Sedangkan untuk dijadikan bedak, temu giring kering digiling sampai halus bersamaan dengan ekstrak bunga kemudian ditambahkan tepung kanji sebagai bahan tambahan. Bahan tersebut kemudian di saring hingga menghasilkan bedak yang benar-benar halus. Untuk mendapatkan bedak halus dengan berat 100 gram diperlukan temu giring kering 125 gram dan tepung kanji 40 gram. “Untuk membuat lulur temu giring kering digiling sampai halus bersamaan dengan ekstrak bunga tanpa ada penambahan tepung kanji sebagai bahan tambahan. Bahan tersebut kemudian di saring hingga menghasilkan butiran-butiran halus namun tidak perlu sampai sehalus seperti pada bedak. Untuk mendapatkan lulur halus dengan berat 100 gram diperlukan temu giring kering 125 gram.” kata Ria.
“Untuk mengembangkan kualitas bedak dan lulur temu giring maka kami menambahkan aroma bunga-bungaan sebagai campuran bedak dan lulur temu giring. Hal ini bertujuan agar aroma khas temu giring yang menyengat dapat tertutupi dengan aroma bunga yang segar.” ungkap Hemi Eviana Fitri, “Bunga yang kami pakai diantaranya bunga mawar, melati, dan kenanga karena mempunyai aroma yang khas. Selain itu, masing-masing bunga juga mempunyai khasiat yang berbeda bagi kulit. Hal ini tentunya akan menambah khasiat dari bedak dan lulur temu giring sebagai obat kecantikan.” tutup Hemi.
Organisasi Mahasiswa
- Dewan Pertimbangan Mahasiswa
- Badan Eksekutif Mahasiswa
- Himpunan Mahasiswa Matematika
- Himpunan Mahasiswa Fisika
- Himpunan Mahasiswa Kimia
- Himpunan Mahasiswa Biologi
- Himpunan Mahasiswa IPA
- HANCALA (Pecinta Alam)
- Haska (Kerohanian Islam)
- SEKRUP (Teater, Seni)
- KSI MIST (Penelitian)
- BIONIC (UKM Pengamat Burung)
- MIPA Creativepreneur Club
Kepala, Sekretaris Layanan Administrasi, dan UUIK
Contact Us
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Colombo Street No. 1 Yogyakarta 55281,
Phone: +62274-565411
FAX. +62274-548203
Email: humas_fmipa@uny.ac.id
Copyright © 2024,