Simposium STEM-Power: Mendukung Kemajuan Peneliti Perempuan

Simposium bertajuk "STEM POWER: Enabling Progression of Women Researchers" baru-baru ini diselenggarakan dengan dukungan dari British Council UK. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu (12/03/2025) di Ruang Sidang 3 FMIPA UNY. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif untuk meningkatkan peran dan representasi perempuan dalam bidang yang selama ini didominasi oleh laki-laki.

Acara ini bertujuan untuk mendorong kemajuan peneliti perempuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Kegiatan simposium ini merupakan hasil diseminasi hasil penelitian kerjasama antara dosen peneliti FMIPA UNY (Prof. Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc.) dengan LSBU UK (Prof. Dr. Alexandar Kendall). cara ini bertujuan untuk mendorong kemajuan peneliti perempuan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika).

Dalam konteks global, partisipasi perempuan dalam bidang STEM masih tergolong rendah, dengan hanya 29,2% dari total pekerja di sektor sains dan teknologi. Di Indonesia, kontribusi perempuan di industri STEM mencapai 40,6% pada tahun 2021, namun angka ini masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (48,6%) dan Thailand (53,2%).

Oleh karena itu, workshop seperti "STEM POWER" menjadi penting untuk memberdayakan dan mendukung peneliti perempuan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dalam bidang STEM.STEM memiliki power atau peran dalam keamanan alur (dalam hal ini peran perempuan dalam STEM), pendidikan dan pelatihan, budaya dan kebijakan kelembagaan, serta orang dan jaringan.

Dalam konteks global, STEM dapat dimanfaatkan yang mendukung anak perempuan untuk membangun motivasi intrinsik melalui pengalaman kesuksesan, pemenuhan, dan koneksi dengan kehidupan mereka melalui studi STEM. Intervensi tyang ditargetkan untuk anak perempuan yang pertama dalam keluarga untuk maju ke universitas untuk memberikan modal sosial (dukungan dan dorongan keluarga , panutan dll). yang tersedia bagi anak perempuan yang orang tua nya pernah kuliah di univesitas dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan karir di STEM.

Pendidikan guru yang ditargetkan yang memastikan guru terbiasa dengan basis bukti penelitian dan diperlengkapi untuk menantang streotip melalui pilihan pedagogis dan sumber daya pengajaran dan mendorong anak perempuan untuk bercita-cita tinggi tentang STEM.

Peran STEM dalam pendidikan dan pelatihan yaitu pelatihan kesetaraan gender untuk semua staf yang menantang steeotip dan memfasilitasi diskusi terbuka tentang ketidaksetaraan gender secara nasional dan local melalui eksplorasu bersama literasi penelitian. Sleain itu dapat juga digunakan sebagai pelatihan khusus untuk pemimpin tentang kebutuhan pekerja perempuan, memungkinkan laki-laki menjadi rekan kerja bagi wanita.

Dalam bidang budaya dan kebijakan kelembagaan, terkait dengan strategi tingkat kelembagaan perlu menetapkan agenda kesetaraan gender melalui komitmen tingkat atas untuk mencapai kesetaraan gender di seluruh kelompok kepemimpinan. Lembaga memiliki kebijakan untuk mendukung keseimbangan ‘beban kerja ganda’ perempuan. Adanya artikulas jalur karir yang jelas dan transparan dalam pelatihan untuk mendukung kemajuan semua jenis kelamin.

Banyak kisah sukses dari studi kasus wanita menjadi bukti bahwa kesetaraan gender. Di sisi lain juga menyediakan ruang aman bagi perempuan untuk berbagi pengalaman, sebagai komitmen kerja daripada beban tambahan bagi perempuan.

Dukungan bagi perempuan terutama mereka yang First in Family, untuk mengakses jaringan di luar pekerjaan, membangun media sosial di tingkat nasional dan internasional. Hal lain juga mendukung penyelenggaran pelatihan untuk mendukung aspek-aspek tertentu seperti menulis untuk publikasi, dan hibah. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang ketahanan dan bagaimana wanita menavigasi kompleksitas dunia kehidupan, terutamma sepanjang rentang kariri bagi sebagian besar wanita.

Upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga akademis, sektor swasta, dan masyarakat luas juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan suportif bagi perempuan dalam STEM.

Harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat meninspirasi banyak wanita, sehingga lebih dapat mengembangkan bakat dan karirnya, dna berperan dalam pembangunan global (ratna/witono).