Visiting Professor & Kuliah Umum Bersama Assoc. Prof. Niwat Srisawasdi, Ph.D dari Khon Kaen University Thailand

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melaksanakan kegiatan visiting Professor & kuliah umum bersama Assoc. Prof. Niwat Srisawasdi, Ph.D dari Khon Kaen University Thailand. Kegiatan dilaksanakan Rabu-Jumat, 19-21/6/24 di Ruang Sidang 2 FMIPA UNY. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa dosen IPA, dan mahasiswa S1-S3 Departemen Pendidikan IPA FMIPA UNY seluruh angkatan. Kegiatan ini juga sekaligus menjadi media diskusi dan menambah pengetahuan mahasiswa Pendidikan IPA.
Pada kuliah Kuliah umum ini beliau memaparkan tentang  Understanding the Basics of TPACK in the Context of Science Education kepada mahasiswa S1 Pendidikan IPA. Dalam kuliah ini dibahas tentang bagaimana menintegrasikan TPACK dalam pendidikan IPA, cara guru untuk mengajar generasi Z. Guru harus mengenal karakteristik siswa, terutama gaya belajar gen Z yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Contohnya, generasi baby boomer lebih menyukai membaca skrip, dan gen Z lebih menyukai belajar dengan media digital.
“Guru harus memiliki perhatian kepada jenis materi pembelajaran yang akan digunakan di kelas. Guru tidak dapat menggunakan metode pembelajaran yang sama kepada semua generasi. Ketika membicarakan tentang gen Z, maka mereka lebih menyukai digital teknologi, kreativitas, globalisasi, gadget, individual, menyukai sesuatu yang instan. Hal ini yang menjadi tantangan guru untuk mengajar secara efektif, yaitu memilih metode dan model pembelajaran yang cocok, sedangkan materi pembelajaran bisa dibelajarkan menggunakan internet”, lanjutnya.
Hasil penelitian menunjukkan gen Z mengingat lebih dari 2500 gambar (dengan 90% akurasi), selama 72 jam setelah melihat gambar tersebut, dan mereka mampu mengingat 63% selama setahun setelahnya. Generasi Z dapat belajar dengan baik ketika belajar tidak hanya melalui membaca, tetapi dengan melihat dan melakukan prosesnya. Contohnya, mereka berinteraksi langsung dengan konten digital (belajar melalui games), membuat projek. Dengan demikian dapat dikatakan bukan hanya sebagai konsumen informasi. Siswa mendapatkan kebermaknaan pembelajaran yaitu dengan memberikan manfaat dari belajar sains.
Sedangkan pada kuliah umum yang diikuti mahasiwa S2 dan S3 Pendidikan IPA dengan topik: “Advanced Research and Applications of TPACK in Science Education”. Dalam topik ini membahas tentang aplikasi TPACK pada Pendidikan IPA, yaitu terkait dengan implementasi dalam pembelajaran, dan peluang dalam penelitian. PCK (Abad ke-20) hingga TPACK (Abad ke-21) terdapat pembagian wilayah antara TK, CK, PK. TPACK adalah kerangka kerja, bukan model pembelajaran.
Assoc. Prof. Niwat Srisawasdi menjelaskan sistem pengajaran dalam pendidikan berbasis sains, terkait dengan 4 hal, yaitu konten berbasis sains, pedagogi guru (keterampilan guru), dan proses pembelajaran (metode pembelajaran yang digunakan), dan hasil belajar (berupa TPACK, yaitu CK (Content Knowledge), PK, dan TK.  
Dalam bidang penelitian dapat diteliti tentang bagaimana teknologi dapat mendukung pedagogi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa CK antara siswa SD dan SMA yang memiliki kadar CK yang sama. Perlu dilakukan penelitian, mengapa hal ini dapat terjadi?
Dengan demikian, harapannya, guru dapat membelajarkan sains lebih bermakna bagi siswa dengan menerapkan TPACK sesuai dengan kebutuhan siswa. Semoga kedepannya FMIPA UNY dengan adanya kuliah umum ini dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dan para dosen FMIPA UNY lebih baik dalam berkarya di bidang penelitian, baik menambah pengetahuan terkait TPACK. (ratna/witono).